12.9.20

Tips Menyembuhkan Luka Hati (Self Healing)


 Ruang diskusi online “Memeluk Luka Hati”  

Hari minggu sore aku mencoba ikut kelas Mindfullness yang diadakan “Ada di kamu” sama Jakarta Mindfullness people. Berawal melihat postingan di IG, kemudian aku coba email panitia. Ruang diskusi online ini berlangsung lewat zoom. Sekitar jam 15.00 sore mulai, kemudian kurang lebih jam 17.30 baru selesai. Sesi pertama dibawakan oleh Mba Asta, Co Founder dari “Ada di Kamu”. Lanjut untuk sesi kedua oleh mba Shinta (praktisi meditasi).


                                                  Infografik-menyembuhkan-luka-hati-self-healing (created by eki)

Di sesi pertama mba Asta menjelaskan mengenai apa sih sebenarnya luka batin? Setiap orang dalam hidupnya pasti pernah namanya sedih, kecewa, sakit hati bahkan trauma. Entah hal itu karena teman, pasangan, orangtua, rekan kerja di kantor atau mungkin orang asing yang tanpa sengaja bersenggolan di suatu tempat. Ada beberapa step yang dijelaskan mba Asta mengenai proses ketika seseorang sedang luka hati.

Nah, apa saja tips menyembuhkan luka hati atau self healing:

1. Denial

Ketika kita merasa sakit hati dll, awalnya akan muncul penyangkalan (denial), misalnya “Aku kurang baik? Sehingga dia pergi” Atau mungkin “Dia tadi baik-baik saja, tapi kenapa mendadak meninggal?”

2. Anger

Di tahap ini, biasanya ditandai dengan amarah. Ya, sangat manusiawi ketika seseorang terluka atau sedih rasa “amarah” akan muncul. Asal tidak berlebihan ya :)

3. Bargaining

Misalkan muncul perasaan “coba aku dulu gak jutek ya? Pasti dia ga pergi”

4. Depresi

Ciri-ciri pada tahap ini adalah perasaan tertekan, tidak enak makan, tidak bisa tidur, tidak mau ketemu orang. Saat luka hati hadir, yang pertama timbul adalah perasaan “cemas”, misalkan pikiran Aku ga bisa tanpa dia”. Bila gangguan semacam ini terus terjadi dan tidak ditangani maka akan muncul depresi. Karena otak juga akan sulit berkonsentrasi. Kecemasan, overthingking bahkan parahnya muncul pikiran untuk bunuh diri lebih dari dua minggu.

5. Acceptance

Nah ini yang biasanya yang sangat melegakan, yaitu tahap menerima dengan sepenuh hati.

Dari kelima step diatas tidak harus selalu berurutan. Jadi misalkan seseorang masuk step bargaining, bisa saja kembali ke step denial. Setiap step juga waktunya berbeda-beda tergantung pada individunya.

Ada apa dengan Luka hati ?

Luka hati adalah peristiwa yang sudah berlalu namun masih meninggalkan cedera batin, emosi berat dan mempengaruhi kesehatan mental kita. Lalu, ketika luka hati tidak tertangani maka akan muncul hal berikut

a) Depresi, overthingking hingga pikiran bunuh diri.

b) Gangguan kecemasan ditambah depresi bila tak ditangani akan timbul Post Traumatic Stress Disorder (PTSD).

c) Sindrom patah hati yang berakibat sakit fisik, misal sakit jantung

Hal-hal yang mempengaruhi proses penyembuhan luka hati antara lain:

1. Faktor Masa Lampau (Past)

a. Pengalaman hidup

b. Pola asuh

c. Ingatan

2. Faktor Masa Sekarang (Present)

a. Emosi berat

b. Regulasi emosi

c. Nilai dan tujuan hidup

Misalkan pengalaman hidup seseorang ketika berumur 0-8 tahun melihat kekerasan (abuse) didalam keluarganya, tumbuh di lingkungan yang tidak supportif maka hal ini akan memperberat proses penyembuhan luka hati. Selain itu juga bisa dilihat dari bagaimana relasinya dengan orang tua, peristiwa berat yang pernah dialami dalam hidup. Hal ini akan semkain memperlama luka hati untuk sembuh, karena emosi juga akan makin berat.

Ketika sedang proses penyembuhan luka hati, cobalah untuk melihat nilai dan tujuan hidup kembali. Seseorang yang kehilangan nilai dan tujuan hidup juga akan semakin memperlama proses penyembuhan.

Lalu, bagaimana memeluk luka hati?

1. Sadari & jalani 5 step diawal tadi

2. Terima dan komitmen, misalkan “Oh..ternyata karena aku patah hati, aku bisa belajar”. Catatlah apa yang bisa diterima dan disyukuri, apa yang belum bisa diterima lalu cobalah self healing atau misal dengan membuat jurnal harian.

3. Lanjutkan proses

Berkonsistenlah dalam merawat batin. Jangan terburu-buru untuk segera baik, segera indah dan ingin cepat selesai (tidak sembunyi dari luka hati). Bukan berarti memanjakan diri, tapi punya prioritas sembuh tanpa memaksakan diri berlebih. Bedakan antara Pain dan Suffering. “Pain is Inevitable, Suffering is optional”. Maksudnya, jangan biarkan diri terus terluka, tapi coba bangkit untuk menyembuhkannya dan bergembiralah. 

Berlanjut untuk sesi kedua oleh mba Shinta. Beliau menyampaikan memutuskan berbahagia atau menderita ada di pribadi masing-masing, tidak ada yang bisa memaksa. Semakin lama memendam luka hati juga aktivitas buang waktu yang tanpa kita sadari. Beberapa cara untuk self healing antara lain bisa dengan meditasi, journaling, dll. Namun dalam proses, apabila memang belum kuat jangan dipaksakan. Jangan biarkan hidup kita sia-sia karena masa lalu yang sudah bertahun-tahun.

Beliau juga memberi tips ketika proses healing, cobalah jujur pada diri sendiri bukan merasa baik-baik saja padahal tidak. Selain itu, bertekunlah dengan proses. Ketika sedang merasa ambyar, ya terima ambyar. Kemudian bertekunlagi untuk merawat batin. Bila luka hati tidak disembuhkan semakin lama emosi akan semakin berat. Seperti pendaki gunung yang membawa backpack yang semakin besar. Berterampilah untuk berbahagia (eciee..). Perlakukanlah luka hati dengan welas asih.

Apa tanda-tanda kita sudah benar-benar menerima (Acceptance)?

Salah satu cara untuk tahu apakah diri sudah menerima adalah dengan lemon test . Jadi ibaratkan luka hati itu itu seperti luka yang ditetesi perasan jeruk lemon. Contohnya, ketika ada orang lain yang membicarakan tentang orang yang sudah menyakiti, kita tidak lagi ada rasa emosi atau hard feeling gitu lhoo. Bila masih ada, maka berproses lagi untuk menyembuhkan. Biar tidak semakin berat luka batinnya. Jadi memang merasa legowo beneran, bukan berpura-pura. Sesi kedua ini ditutup dengan belajar meditasi, menyadari nafas yang ada.

Dari ruang diskusi online, aku coba rangkum dalam tulisan ini, karena siapa tahu bermanfaat. Karena aku juga masih belajar, bahkan mungkin aku sedang berproses menyembuhkan luka (dissapear ghosting… hehe). Sebagai muslim, sebenarnya salah satu cara healing yaitu dengan Al Quran. Percayalah, itu sangat menenangkan….

Maafkan..Maafkan..Lupakan….

 

“Aku sedang tidak baik-baik saja, tapi aku akan selesaikan ini dengan cara yang baik”

 

Eqi 🌷

 

 

 

 

 

 

2 comments:

  1. Kadang, masih suka denial jika menghadapi suatu peristiwa atau masalah. Perlu belajar terus menerus biar nggak menimbulkan luka hati ya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya mak menikmati prosesnya..makasi mak sudah riview blognya :D

      Delete