28.1.18

Rihlah:Wisata Religi ke Makam Sunan Gunungjati

Seminggu yang lalu...
Bagaimana kalau kita wisata religi saja? Temenku (Dwi Rahayu) mengajakku lewat pesan singkat Whatsapp. Seketika aku meng'iya'kan, meskipun mendadak tapi mungkin kita berdua sama2 sedang memiliki misi untuk lebih mendekatkan diri sama Gusti Allah dan sejenak mengusir penat dari Kota Jakarta.



 Kita berdua sepakat untuk mencari tiket kereta paling pagi di sabtu pagi, jadi hanya one day trip. Tanpa menginap, sehingga budget seminim mungkin ala2 backpacker. Aku terbiasa dengan perjalanan mendadak, jadi gak begitu kaget2 amat. Out of the box atau nekad emang agak2 mirip sepertinya...hahha
Akhirnya Kita berdua dapat tiket kereta api Kutojaya Utara, rute stasiun pasar senen-kutoarjo dengan harga 85ribu rupiah satu orangnya. Kita ga berhenti di kutoarjo tentunya, tapi di stasiun Prujakan-Cirebon. Malam sebelum keberangkatan aku menginap dikos temenku,Karena jadwal kereta Yang super pagi pukul 05.30, yang berarti Kita harus berangkat jam 4 pagi. Yah daripada bangun kesiangan atau ketinggalan kereta. Pernah ngrasain ditinggal kereta, padahal sudah dipintu check in tapi pluit berbunyi kalo kereta segera berangkat. Tau kan rasanya ditinggal padahal sudah tinggal sedikit lagi sampai eaaa...
Pukul 03.00 pagi, Kita berdua sudah terbangun. Setelah itu mandi & beres2, sekitar pukul 04.00 Kita meluncur ke stasiun senen,menerobos jalanan yang licin Karena hujan deras melanda ibukota. Melewati deretan pasar pagi disekitar Pasar minggu. Allah menjanjikan rejeki di pagi hari. Iyaa...Aku melihatnya sendiri, di pagi buta para pedagang sayur mayur sudah membuka lapak mereka. Tampak sayur hijau hasil bumi Yang masih sangat segar dan baru beberapa jam mungkin dipetik. Aku tertampar..bergumam dalam hati, betapa aku sangat pemalas. Habis shubuh kadang malah tertidur, bahkan berangkat Kantor sudah mepet banget. Ya Allah gimana mau maju kalau kayak gitu. Terdengar lagu2 dari radio Yang dinyalakan oleh sang sopir online, sambil sang sopir bercerita kalau penghasilan pedagang2 ini kalah sama yang pegawai kantor-an, kebetulan katane si bapak sopir dulu di bank yang mengurusi kredit mandiri pedagang2 ini.
Pukul 04.40 tibalah Kita di stasiun pasar senen, suasana stasiun sudah nampak ramai seperti pasar. Mungkin beberapa orang memilih mudik weekend, Karena sekarang kereta sudah cukup nnyaman pelayanan & Fasilitas nya untuk perjalanan jarak jauh. Kita berdua print tiket, kemudian membeli snack lanjut check in untuk masuk ke peron stasiun keberangkatan. Kita masuk ke peron kemudian masuk ke gerbong 8, kebetulan kami dapat tempat duduk di kursi 16A&B. Beberapa orang tampak berlarian Karena hampir saja tertinggal kereta. Ada Yang keliru masuk gerbong, sibuk masukin koper dan barang bawaan dan ada yang sibuk mencari kursi masing2. Mungkin Karena hujan pagi yang cukup deras, sehingga kondisi jalanan cukup ramai dan mungkin ada alasan lain mereka terlambat. Perlahan masinis mulai menggerakkan gerbong besi yang Kami naikin, melesat, makin menjadi dari keramaian ibukota. Tak banyak aktivitas yang kami lakukan di Dalam kereta, Karena kondisi ngantuk parah,jadinya lebih memilih tidur. Terdengar suara para awak kereta menawarkan teh dan Kopi hangat, makanan Dan snack tentunya tak tertinggal.
Tepat pukul 08.40, Kami sampai di stasiun Prujakan-cirebon. Bukan stasiun besar yang utama, tapi stasiun khusus kereta kelas ekonomi. Beberapa saat Kami bebersih diri diroilet stasiun. Bersih, wangi & cukup lebar toiletnya. Hatiku bergumam, sepertinya stasiun ini masih peninggalan bangunan jaman belanda. Terlihat dari gaya arsitektur bangunan nya. Karena baru pertama Kali wisata religi kesana, Aku memutuskan bertanya kepada petugas kebersihan stasiun tentang transportasi menuju makam sunan gunung jati. Tampak ramah & cukup jelas penjelasannya tentang rute, biaya dan bagaimana kondisi di tempat makam Sunan Gunung jati. Kami berterimakasih, kemudian keluar stasiun untuk mencari sarapan terlebih dahulu.
Nah..didepan stasiun ada penjual empal gentong, Kami  berdua memutuskan sarapan disna. Empal gentong merupakan salah satu makanan khas dari cirebon.

Seusai sarapan ak & temanku naik angkot GG menuju makam sunan Gunung Jati, dengan ditemani lagu dangdut koplo ala pantura sekitar 20 menit sampailah ditujuan. Angkot berhenti sekitar 100m dari komplek makam & kamipun berjalan kaki menuju kesana. Agak sedikit gimana gitu ketika melihat banyak orang menadahkan tangan untuk meminta sedekah tapi agak maksa gitu. Daripada gak ikhlas ngasi atau berburuk sangka mending ngasi se-ikhlasnya. Terserah mereka mau buat apa rejekinya. Setelah masuk komplek makam, mengisi buku tamu, kamipun berjalan menuju pintu besar yang disitu tampak banyak orang berdoa. Menurut cerita banyak yang kesini untuk bermacam2 tujuan, ingin tahu sejarah peradaban Islam.
Sekitar satu jam Kami berada disana,tampak di depanku guci2 peninggalan istri Sunan Gunung Jati dari China. Aku belum tahu banyak tentang sejarah aslinya tentang istri Sunan Gunung Jati dari China itu.
Kami berjalan keluar komplek makam dengan berdesakan dengan pengunjung lain, karena sebagian jalan juga dipenuhi para peminta sedekah yang aku bilang agak maksa. Menuju jalan raya, mencari angkot untuk ke tujuan selanjutnya yaitu keraton Kasepuhan.


Setelah selesai keliling komplek keraton, Kami berdua memutuskan kembali ke stasiun untuk membeli tiket pulang ke Jakarta. Dengan berbekal nasi jamblang Dan buah nangka yang dibeli dekat stasiun.
Kereta berjalan menuju ramainya Jakarta, tampak tidak terlalu penuh penumpang. Mungkin Karena masih Hari sabtu, jadi para pemudik masih belum balik ke Jakarta dari kampung halaman nya.
Kurang lebih begitulah sekelumit cerita perjalanan ke cirebon.

Keep going 🙏

No comments:

Post a Comment