2 February 2019
Pagi ini Aku bersiap menuju kosan di Bogor. Awalnya Aku berniat tinggal dikosan sahabatku di Bogor pasca cuti panjang kemarin. Niatnya resign dari tempat kerja, tapi belum ada peluang baru. Akhirnya kembali Kos di Jakarta & ke Bogor disaat weekend. Mungkin disaat hati sedang ingin menyendiri.
Berangkat dari kosan naik ojek online menuju stasiun pasar minggu. Kata si abang ojek "mau pulang kemana mba?. Kujawab "ke Bogor Pak". Lalu si bapak tanya lagi "pulang kampung ya mba?". Ku iyakan saja. Karena ga tau pada akhirnya siapa tau memang jadi tempat "pulang".
Hanya sekitar 5-10 menit tibalah Aku
distasiun pasar minggu. Ketika mau tap kartu masuk ternyta saldo sudah limit. Aku menuju mesin isi ulang kartu KRL. Iseng kutanya sama petugas. Ternyata untuk isi ulang THB dan KMT berbeda. Aku semacam ndeso gitu. Tapi lebih baik bertanya dari pada gelagapan dijalan kan? Hihi
distasiun pasar minggu. Ketika mau tap kartu masuk ternyta saldo sudah limit. Aku menuju mesin isi ulang kartu KRL. Iseng kutanya sama petugas. Ternyata untuk isi ulang THB dan KMT berbeda. Aku semacam ndeso gitu. Tapi lebih baik bertanya dari pada gelagapan dijalan kan? Hihi
Tak sampai lima menit, kereta menuju Bogor pun datang. Aku semacam orang mau pulang kampung. Tas ransel dan satu tentengan. Padahal yah hanya Safar jarak pendek.
Cuaca sedang cukup terik. Sampai di Bogor sekitar jam 11 lebih. Sudah mendekati waktu dzuhur. Sudah beberapa kali ingin datang kesalah satu masjid di Bogor. Masjid yang disitu juga ada komplek makam salah satu Habib. Bukan mau ngapa-ngapain, tapi ingin berziarah, mendoakan dan tahu sejarah Islam. Aku memutuskan pesan ojek online menuju komplek Masjid An-nur Empang Bogor. Panas dan macetnya Bogor bikin kepala gleyeng2, tapi niat untuk tawasul jadi niatkan saja lillah. Suasana hati juga sedang ingin menyendiri. Menenangkan hati lebih tepatnya. Karena sunyi itu kadang menjadikan Aku sadar, ga ada yang lebih pantas Aku cintai, only "Allah". Cinta makhluk hanya sementara.
Kembali aku menyelami diri. Mungkin Allah sedang menuntunku untuk kembali ke jalan yang diridhai. Kekhilafan demi kekhilafan bahkan dosa yang aku kerjakan baik yang aku sadari ataupun tidak. Baik yang Aku sengaja ataupun tidak Aku sengaja.
Sampai di pelataran masjid Aku melihat banyak Mobil pengunjung, bahkan ada beberapa rombongan yang silih berganti datang. Tampak ada masjid dengan gaya arsitektur mirip Masjid Nabawi. Dengan sebelah barat ada komplek makam Habib, ada sekolah madrasah dan rumah Habib yang dikhususkan untuk sholat jamaah akhwat (perempuan) yang terletak disebelah selatan masjid.
Sebelum menuju masjid dipinggir jalan tak ketinggalan para penjual talas Bogor, Pisang, dan bengkoang serta beberapa buah-buahan lokal.
Aku bertanya kepada mbak-mbak penjual es bagaiamana caranya masuk & berziarah. Si mbak jelasin kalau tinggal masuk saja ke area makam. Aku bergegas menuju komplek makam, disana ada beberapa penjual minuman air mineral, kopyah, tasbih dan baju Koko. Aku menghampiri Ibu penjual minuman kemudian mengambil wudhu Yang terletak disebelah bangunan komplek makam. Rasanya adem nyess kerasa sampai ke ubun-ubun. Mungkin karena hawa panas serta air Di Kota Bogor yang cukup dingin.
Masuk ke area komplek makam, aku duduk bersholawat, berdoa dll.
Banyak pengunjung yang terus berdatangan. Setelah hampir setengah jam Aku, beranjak keluar. Karena bagaimanapun banyak pengunjung yang tentunya ingin masuk dan berdoa.
Sudah waktunya sholat dzuhur. Aku bergegas ke Rumah Habib untuk sholat. Seusai sholat Aku menghabiskan bubur jagung yang Aku bawa dari Jakarta. Sambil Aku amati sekeliling komplek. Islam begitu damai, menyejukkan, lalu kemana saja Aku ini? Lalu kuingat ego dan kesombongan yang sudah melukai. Gusti Allah mboten share nduuk...begitu Kata Uwa
Setelah beristirahat Aku memutuskan balik ke kosan Rani. Memesan ojek online dan menikmati Kota Bogor sore itu.
*Cerita diawal Februari
No comments:
Post a Comment