Photo by Me |
Sudah hampir dua bulan lebih pandemi Corona melanda negeri ini. Sejak 17 maret 2020 pemerintah mengumumkan adanya covid-19, hampir semua mengalami perubahan. Dimana Kita harus berjarak antar sesama, rutinitas bekerja dari rumah, sekolah & belajar dari rumah, aktivitas publik yang berubah Pola. Terhitung banyak orang yang terdampak virus ini, baik positif, meninggal, bisa sembuh. Di sisi lain juga banyak orang yang kena imbas, terutama bidang ekonomi. Kabarnya PHK juga melanda berbagai sektor.
Ujian keimanan bukan? "Sesungguhnya ,setelah ada kesulitan ada kemudahan".(QS Al Insyirah5-6). Allah juga tidak akan membebani diluar kemampuan hambaNya.
Tepatnya sejak pertengahan maret, Aku sudah mudik ke kampung. Ketika mau balik Jakarta, kondisi belum memungkinkan. Apalagi Jakarta & sekitarnya adalah zona merah. Jadilah Ramadhan & lebaran di kampung halaman. Suasana desa juga tak seperti biasa. Lebaran kali ini memang berbeda, tak ada jabat tangan, tak ada saling berkunjung, gema takbir pun sepi, bahkan tak ada sholat ied yang biasa di masjid atau lapangan luas.
Setelah 15 tahun lebih jadi anak rantau, ini memang Ramadhan pertama kali bersama orangtua & adik. Dimana sebelumnya, hanya satu dua hari sebelum lebaran Aku baru pulang kampung.
Tetiba Aku tergugah untuk membuka Twitter, tertarik dengan postingan ini:
@FiersaBesari
"Ada yang memaafkan seterusnya. Ada juga yang memaafkan sehari saja. Karena enggak semua luka bisa sembuh"
Seolah mewakili perasaanku, dimana luka-luka itu masih menganga. Aku tahu harus memaafkan, tapi Aku tak tau rasanya memaafkan?
25 Mei 2020
No comments:
Post a Comment