28.5.21

Curhat Lagi

 Hai Sobat blog,

 

Apa kamu baik-baik saja?

Itu pertanyaan buatku siy kayaknya heee…

 

Kali ini aku mau curhat, lebih tepatnya mengeluarkan unek-unek dalam hati. Pikiran yang berlalu-lalang seakan memenuhi otakku. Seharian ini aku semacam gegoleran sambil dzikiran. Itung-itung jaga hati dan pikiran biar tetep waras.

Rasa bosan dan jenuh yang sudah menghampiri hampir dua mingguan ini. Ada perasaan ingin dekat

orangtua, juga kangen adik yang sekarang kerja di Yogya. Tapi yak gimana, kondisi pandemi masih belum memungkinkan juga. Mengobati rindu hanya lewat chat dan telfon. Aku nulis ini sambil kumatikan lampu kamar dan dengerin radio GenFM. Lumayan lagunya,biar ada suara juga.

Rasanya curhat sama teman juga tak kutemui jawaban. Curhat sama Allah sudah pasti kulakukan. Tapi kadang kita butuh ngomong juga sama orang. Biar gak edan gitu. Kemarin aku sempat edit video lalu memposting di Youtube. Niat aja, siapa tahu bermanfaat untuk khalayak. Beberapa tulisan juga kemarin ak share di blog, biar blognya ga ditungguin makhluk ghoib (ahahahha).

Akhir-akhir ini sedang mencoba memahami diri, menemukan diri dan mengenali diri. AKu coba baca buku, artikel, dan apapun tentang cinta diri (self love), personal development dan apapun itu yang positif. Bejualan (enterpreneur), bercocok tanam (gardening), bikin konten video, foto, tulisan, beljar islam. Semua itu juga aku lakuin buat ngurangi segala rasa yang sedang aku rasa. Perasaan kecewa, demotivasi, kegagalan, etc apapun itulah orang menyebutnya.

Memang benar, apa yang orang tampilkan di media sosia lhanya yang indah-indah saja. Padahal dibelakngnya yah ga tau sebenarnya seperti apa. Yang terlihat di media sosial hanya sebagian saja, belum seberapa sebenarnya seperti apa di real hidupnya. Orang hanya melihat aku nyiram tanaman, motret, padahal abis itu aku nangis sesenggukan sendirian, Nobody knows how I deal with my tears. Karena memang aku juga ga perlu semua orang tahu.

Aku juga tak perlu melakukan pembelaan ataupun dibela untuk menunjukkan aku benar. Karena aku yakin, waktu akan menjawab. Biar Allah dan semesta bekerja semestinya.

Beberapa bulan kemarin aku sempat gak aktif di instagram, bahkan facebook sudah dari akhir 2020 sampai sekarang kayaknya aku deaktivasi. Rasanya segala informasi, pemikiran orang lain yang berceceran di linimasa menumpuk dalam otak. Aku ingin hidup tenang..itu saja…

Rasanya lebih produktif dan pikiran juga lebih fokus ke hal-hal yang memang prioritas dalam hidup. Mencoba belajar mindfullness, minimalist, zero waste. Menurutku ketiga hal ini saling berkaitan. Hidup penuh kesadaran, hadir seutuhnya saat ini dan peduli sekitar.

“Andai engkau bisa mengerti, harus aku tetap tersenyum, padahal hatiku terluka…Mungkinkah semesta yang mempertemukan kita, bahwa bukan kamu yang miliki aku ….” itu sepotong lagu siy di GenFM. Mengapa cinta pertemukan, bila akhirnya dipisahkan dan mengapa kujatuhcinta , pada cinta yang tak jatuh padaku..hoooo..nyanyi….penasaran penyanyinya,ternyata Tiara Andini.

Kadang lagu-lagu itu memang pas dengan apa yang kita rasa dan alami, tapi jangan sampai kita larut. Meski kadang lagu bisa membuat kita bisa menumpahkan segala rasa, ketika tak adalagi yang bisa diajak cerita atau membantu mengeluarkan segala rasa. Aku orang yang suka bercerita, kadang pelarian ke buku buat nulis atau curhat di blog seperti ini.

Sudah dari awal ramadhan (tengah april 2021) aku mencoba membuka diri lagi dengan aktif di Instagram. Sebarnya karena sedang research mencari ide kreatif aja, tapi kadang terlalu asik dan aku mencoba untuk kontrol diri lagi. Entah kenapa rsanya aku gak tenang, aku lebih menyukai hidupku yang tanpa rame di media sosial atau membaca feed instagram yang kadang malah jatuhnya membandingkan diri dengan orang lain

Aku sadar itu kurang baik dan kesehatan mental lebih utama, jadi sepertinya sebelum aku tahu pasti mau ngapain di instagam atau tau ada hal yang bisa add value, aku akan minggir dulu menyepi lagi. Aku takut jadi makin gak bersyukur atau hal penting lain jadi terbengkalai karena sibuk liat hidup orang lain. Kalau ingin tahu kabar teman atau merak ingin tahu aku, pasti mereka akn mencari tahu kabarku.

Sepertinya aku butuh waktu untuk taking care diri sendiri. Teman ada yang curhat tentang cinta/laki2 aku belum bisa saat ini. Hati dan otakku rasanya sedang sangat penuh. Dengan cerita yang aku dapat tentang sosok yang dekat denganku selama beberapa tahun ini, aku seperti lunglai. Kadang rasanya kayak pengin menjatuhkan diri ke lantai. Kayak gak percaya, tapi bila itu kenyataannya. Mau menyalahkan yang cerita juga tak mungkin, bila semuanya itu benar adanya.

AKu sedang tidak baik-baik saja, tapi aku akan segera bersinar lagi dan bahagia lebih banyak lagi. Meski aku cuma pasrahkan semua sama Allah. Gimana lelahnya hati, Allah tahu pasti. Hanya saja aku berbaik sangka, bahwa rencana Allah lebih menakjubkan dari apa yang aku kira. Aamiin..

Kalau dulu aku ambisius dalam segala hal, sekarang aku lebih kalem aja ngadepi segala sesuatunya. Seeang dan sedih sewajarnya saja. Karena kita ga pernah tahu rencana Allah gimana. Mencoba menjalani apa yang sedang Allah beri dihadapanku saat ini. Belajar mensyukuri segala sesuatunya.

Dua hari ini aku coba nonton youtube , baca blog dan artikel buat naikikin semangat dan coba menggali ide-ide kreatif. Sambil memikirkan what the next ?. Kadang memang dibutuhkan waktu untuk menyendiri, agar bisa menyelami diri dan hal-hal baru yang kadang bermunculan dalam benak.

Beberapa hari lalu aku coba follow up sama kurir jasa pengantar barang yang menabrak tiang kanpopi. Sudah dua bulan aku memberi waktu, tapi si bapak ini sepertinya tak ada itikad menghubungi atau memberi penjelsan kenapa belum memperbaiki. Bahkan aku coba telfon, chat WA sepuluh hari tanpa direspon. Tanpa di tanya dulu sudah dapat tukang kanopi atau belum, bapaknya ga ada kabar sama sekali.

Setelah aku carikan tukang kanopi, trus tak suurh hubungi, bapaknya gak ada respon juga. KAhirnya aku coba follow up ke layanan konsumen jasa kurir tersebut, tapi mereka juga gak bertanggungjwb. Makin rasanya menguji kesabaran. Akhirnya aku coba minta tolong temenku yang kirim paket ke aku buat hubungi bapak kurir. Bapaknya akhirnya hubungi aku, terus dengan nada ga ngenakin bapakknya meminta rekening mau ganti rugi. Padahal poinku bukan disitu, seoalh bapakknya ini mau simple nya aja. Gak mau cari tukang sendiri, dengan alasan sibuk dan lainnya. Mending kalo alasan sibuk tapi masih kooperatif menghubungi. Entah aku heran, kenapa begitu banyak manusia yang kurag bertanggungjawb didunia ini. Tarik nafas dalam-dalam sambil istighfar.

Yang kocak sekaligus aga ngeselin yaitu ibu RT dan petugas yang meminta kartu KK dengan nada gak ngenakin. Akhirnya aku coba sabarin aja, dengan minta tolong pak satpam buat fotocopy KK. Kadang hdup seperti itu, tak semua orang menyenangkan, kadang Allah datangkan orang-orang yang menguji kesabaran dll. Entahlah…Aku lelah……

 

Kurang lebih seperti itu curhatan kali ini, karena aku hanya manusia biasa..

Keep fighting!!

No comments:

Post a Comment